Sate Klatak


Khazanah kuliner tanah air memang tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi. Meski beragam penganan impor maupun adaptasi merajalela, nyatanya hidangan dalam negeri tetap eksis dan memiliki tempat khusus di lidah penggila boga.

Salah satu menu yang layak dicoba adalah sate klatak. Berbahan dasar daging kambing dan ayam, sate yang tak biasa ini diklaim berasal dari kawasan Imogiri, Jogjakarta. Bagi penyuka sate yang ngeri terhadap potensi karsinogenik akibat pembakaran atau ancaman laten larva dalam daging, kekhawatiran tersebut agaknya dapat direduksi.

Secara fisik, sate klatak memiliki tekstur yang tidak hangus namun tetap empuk dan terasa juicy. Agaknya proses pematangan daging didului dengan pengolahan sehingga proses pembakaran tidak butuh waktu lama. Pada varian daging ayam, sekilas penampakannya justru mirip daging ikan. Proses pembakaran yang singkat sepertinya tidak lepas dari peran jeruji sepeda yang digunakan sebagai tusukan. Meski bertindak sebagai konduktor panas yang baik, namun tusukan sate tidak akan membuat jari melepuh kepanasan :-)

Keunikan sate klatak tidak hanya terletak pada penggunaan jeruji sepeda sebagai tusukan. Bumbu raciknya hanya menggunakan garam, sedangkan posisi sambal kacang maupun kecap digantikan oleh kuah gulai yang gurih. Awalnya saya yang bukan penyuka santan agak skeptis untuk mencoba.Namun setelah mencicipi sendok pertama, kuah gulai yang light serta merta menggusur antipati saya. "Aksesoris" tambahan dalam gulai berupa jerohan juga terasa bebas bau prengus khas kambing, sama dengan irisan dagingnya. Seperti kebanyakan masakan Indonesia lain yang belum klop tanpa sambal, sate klatak kuah gulai ini juga dilengkapi sambal kecap yang terbuat dari irisan cabe + bawang + tomat dan kuah kecap.

Sate klatak yang mengambil tempat di pelataran apotik Sofa Marwa Kukusan Depok ini, mematok harga 13ribu rupiah per porsi tanpa nasi. Terdiri dari dua tusuk, sate klatak full berisi irisan daging tanpa lemak ataupun jerohan. Selain sate klatak kuah gulai, warung lesehan ini juga menyediakan sate konvensional dengan bumbu kecap dan hidangan olahan kambing dan ayam seperti gulai dan sop. Kisaran harga untuk keseluruhan komoditi, baik makanan dan minuman, antara 500 rupiah dan 15ribu.

Tertarik icip icip? Siapkan waktu luang di malam hari, karena warung sate klatak beroperasi mulai jam lima sore sampai sepuluh malam.
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

5 comments:

lukmandisini said...

muhaha
satenya lumayan kok kmaren :p

tapi serangan bertubi2nya sangat ndak lumayan (tears)

e-no si nagacentil said...

@inmyhead itu kan resiko jadi orang paling ganteng hahaha

vidyaipied said...

wew.. pake gulai ya? kupikir bumbu kacang seperti biasanya...aku gak terlalu suka gulai soalnya

patut di coba tuh... yah kapan2 deh.. biasa kemacetan dan jauhnya dari tempat saya sama saja mengarungi depok dari ujung ke ujung! padahal sama2 di depok tapi tetep aja jauh.. (tears)

kunjungi vidyaipied.blogspot.com ya

Anonymous said...

jadi laper :-p

salam
yons.web.id

e-no si nagacentil said...

@yons ayoo cobain kapankapan *flirting mode on*