Tag Me Out


Pemasaran penjualan produk secara online, terus berevolusi. Di awal kedigdayaannya, milis menjadi medium pilihan untuk menjajakan dagangan secara virtual. Low cost, high impact adalah alasan utama merambah dunia maya sebagai ganti penyebaran brosur cetak. Jangan heran, dalam hitungan menit, barang dagangan yang tersebar di milis dapat dengan cepat terjual. 

Kejayaan milis sebagai distributor brosur perlahan pudar, selain kebijakan anti spam dari moderator di beberapa milis (kecuali milis khusus transaksi seperrti gadtorade), popularitas milis mulai meredup antara lain akibat filtering dari beberapa admin perkantoran yang menolak lampiran dalam e-mail. Sebagian besar akses internet di tanah air, kala itu, memang masih didominasi oleh koneksi dari tempat kerja. Blog seperti multiply dan blogspot pun dilirik sebagai alternatif, karena kemudahan penggunaan dan kemampuan menampilkan gambar yang menjadi nilai jual utama bagi para pemilik usaha dagang online.

Belakangan, fungsi blog tergeser oleh media sosial. Diawali dengan Friendster, fasilitas album foto memungkinkan pengguna mengunggah gambar produk. Promosi ke calon pembeli cukup dengan mencantumkan tautan pada e-mail. Lebih lanjut, Facebook secara pasti mengambil alih peran tersebut. Fungsi tagging pada situs besutan Mark Zuckenberg ini, lebih cepat menyebar dan menjadi semacam woro-woro bagi facebooker yang terhubung secara langsung di jaringan pertemanan.  Tagging secara otomatis mengirimkan sinyal pada pihak yang di-tagged melalui e-mail. Dan dengan senang hati, pihak ter-tagged akan membuka tautan dimaksud, lalu: voila!!! Sampailah kita pada online brochure tertuju....

Meski efektifitasnya sudah diakui mumpuni, tak ayal tagging pada album foto yang ternyata adalah online brochure masih memiliki celah yang mengundang keluhan dari pihak ter-tagged. Pihak-pihak yang tidak menghendaki produk tersebut, bisa jadi merasa terganggu akibat aksi tagging sepihak. Jika sudah begini, gesekan pada jaringan pertemanan tak jarang menimbulkan percikan. 

Jika anda termasuk salah satu pengguna facebook untuk memperluas pasar, ada baiknya sebelum mendistribusikan info produk teranyar lewat tagging, ketahui apakah pihak ter-tagged menghendaki hal tersebut.  Peran pengganti penyebaran brosur dan newsletter yang dimiliki tagging pada album foto facebook, sejatinya sama seperti berlangganan info harian. Karena itu, pastikan pihak pihak yang akan di-tagged memang membutuhkan produk tersebut. 

Dan bila anda termasuk salah satu golongan yang mangkel akibat kesewenang-wenangan tagging dari si penjual, fasilitas "send message"  bisa menjadi pilihan penyampaian keluhan secara santun. Ingat saja, bahwa internet sebagaimana layaknya belati memiliki dua fungsi yang berlawanan, tergantung siapa penggunanya. Belati bisa menjadi alat bantu kerja di dapur, sebaliknya juga berpeluang menjadi alat pencabut nyawa di tangan yang salah...


Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

10 comments:

Iman said...

Ingat training Om Nukman mengenai blog sebagai sarana berenterpreneur, beliau menyebutkan bahwa FB adalah sarana yang sama sekali nggak cocok untuk kita berusaha. Umumnya orang ber FB adalah murni ingin bersilaturahim dan fun dengan teman dan sahabat, benar2 untuk fungsi bersosialisasi. Seringkali jengkel menerima tag2 jualan semacam itu di FB.

yani said...

tas yang bagus dan menari sekali......

e-no si nagacentil said...

@Iman betool... kalo gak disikapi dengan bijak, keengganan di-tagged itu justru bikin pertemanan meregang.

e-no si nagacentil said...

@yani itu sebetulnya contoh tampilan album foto di FB yang dipake untuk jualan :-) tapi kalo berminat bisa kok dikirimin hahaha *promosi*

Anonymous said...

Baiknya untuk yang promosi barang di facebook, buat akun page aja bukan akun normal yang pribadi. Jadi nanti barang-barang yang dipromosikan, cukup di-tag pada facebooker yang merupakan fans dari page tersebut.

e-no si nagacentil said...

@alisyah betul, kalau mau nge-tag "calon korban" sebaiknya memang yang betulan butuh atau menyukai produknya

Anonymous said...

bener!

sebaiknya bikin page sendiri aja biar ntar bisa lebih tepat sasaran..

Melani Kartikasari said...

Betul sekalee.. sebagai pengguna online shop di situs pertemanan facebook, sarana ini mmg jauh lebih efektif dibanding dengan offline shop.. lebih hemat tp hasilnya sangat jauh berbeda.. Jadi gak salah dong memaksimalkan fasilitas yg ada.. Thanks to internet world..

Melani Kartikasari said...

Betul sekalee.. sebagai pengguna online shop di situs pertemanan facebook, sarana ini mmg jauh lebih efektif dibanding dengan offline shop.. lebih hemat tp hasilnya sangat jauh berbeda.. Jadi gak salah dong memaksimalkan fasilitas yg ada.. Thanks to internet world.. Penjual mmg harus berhati-hati utk urusan tag ini.. Tujuan jualan kan utk menarik pembeli, bukan untuk menakuti pembeli...

Eno pernah dpt tag dr gw kan? Kl gak berkenan mohon maap yeee.. hehehe..

Unknown said...

bagus artikelnya, jadi evaluasi nih, thanks :)