Rindu Sitkom (Berbobot)

Hannah Montana diputar di RCTI sore ini.  Serial sitkom besutan Disney Channel ini, mengangkat bintang remaja populer bernama Hannah Montana dan pernak-pernik kesehariannya sebagai Miley Stewart, ABG yang tidak populer di sebuah SMP.  Meski, beberapa jokes kadang kurang nyambung dengan kultur lokal, tapi tetap saja sitkom sejenis ini membuat saya terkekeh sekaligus juga menarik moral of the story yang disisipkan.


Dan tiba-tiba, saya menghitung-hitung sudah lama juga televisi kita tidak menayangkan sitkom semacam ini.  Berbeda dengan era 90an, ketika setiap sore saya mengejar jam tayang Friends yang fenomenal itu.  Atau Veronica's Closet yang mengisahkan kehidupan dunia mode. Menyebut serial sitkom lain yang lebih lawas: Growing Pains (yang ada Leonardo Dicaprio masih ABG itu hehehe), Full House, dan banyak lagi yang mewarnai layar beling di awal kemunculan RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di tanah air. Atau di jaman TVRI masih meraja sebutlah keluarga panutan The Cosby Show, Vicky si robot cewek, Alf mahluk planet berbulu yang lucu, Perfect Strangers (duet si Balki yang polos dan Larry si orang kota sok tahu), sampai Mork and Mindy (eh ini Robin William bukan ya?). Duh...


Sitkom, atau komedi situasi umumnya memiliki durasi tayang tiga puluh menit (termasuk commercial break). Setting yang dipilih juga bukan hal yang berat dengan cast yang juga tida berlimpah. Karena bukan berisi pelawak, maka sitkom mengandalkan kekuatan skenario dan celetukan yang diambil dari keseharian. Suara tawa penonton (meski rekaman) dan tepukan yang mengakhiri sesi, menjadi sangat khas dalam sitkom. iItu pula yang menyebabkan sitkom, begitu lekat dengan apa yang kita alami sehari-hari.

Kalau dipikir, iya juga sih layar beling kita sekarang ini mulai kering dari sitkom.  Selain variety show musik (yang konsepnya sebelas dua belas meski beda label dan stasiun penayang tentunya), infotainment (coba geser channel penayang berita hiburan ini dan temukan bahwa konten-nya akan sama saja), siteron kejar tayang (gak usah komen lagi deh, sudah cukup banyak komentar miring tentang program pencetak uang ini), atau aneka kontes dengan juri tukang komen. 


Padahal, seperti saya sebut di awal tadi, menonton sitkom saya ga perlu berkerut atau protes.  Tinggal duduk manis, mengemil camilan, dan teh manis saya bisa ketawa-tawa tanpa kehilangan pesan moral. Ah..


Eh tapi tahu nggak sih kalau tivi lokal kita juga pernah menayangkan sitkom lokal yang bagus? Selain OB yang bikin terpingkal-pingkal, RCTI juga pernah menelurkan sitkom berjudul Rumah Kami --CMIIW-- yang mengisahkan kehidupan keluarga single parent (diperankan Fuad Barraja) dengan tiga anak perempuannya.  Indosiar juga pernah punya Pondok Pak Jon yang melahirkan Irgi Ahmad Fahrezi sebagai salah satu bintangnya lhoo...


Masih ingat gak sitkom apa yang paling berkesan buat Anda?
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

6 comments:

penakayu said...

doakan aku ntar jadi penulis sitkom :-p

e-no si nagacentil said...

amin, kalo butuh cast bilang-bilang yak

iLLa said...

dulu suka sitkom yg Desi sama Elma Theana maen, tapi lupa judulnya apa. ngng... Flamboyan 108 bukan yak? :D

e-no si nagacentil said...

@iLLa iya, eh itu tentang apa ya lupa?

Ambon Kaart said...

lumayanlah daripada nonton sinetron.

btw coba nonton siaran B Channel deh, sitcom yg kamu sebutin itu diputar lagi Senin-Jumat jam 6 sore

Nad said...

Waaaah sama, aku juga rindu. Mengobatinya dengan nonton di YouTube :D