Frozen: Cara Mati Paling Enggak Banget

Entah kenapa, dua kali dapat kesempatan nonton gratis di Blitz selalu kebagian yang bergenre "thriller".  Pasca berdarah-darah di Rumah Dara, kali ini saya kebagian menikmati kebekuan di arena sky lewat film berbujet minim dengan titel Frozen.  Huh, untung gratisan.  Ngenes juga kalo bayar mahal buat memaksa jantung kerja lembur memompa darah *disorakin*.


Frozen,  besutan sutradara Adam Green ini pernah saya lihat infonya di JakTV.  Makanya penasaran banget pengen tahu gimana details film yang cuma diputar di Blitz ini. Kisahnya sendiri, tentang tiga remaja yang berakhir pekan di arena sky.  Dua cowok yang bersahabat sejak kecil: Dan Walker dan Joe Lynch, plus satu cewek *mukanya mirip Julie Estelle hehehe* Parker O'Neil yang juga pacar Joe.  Dasar remaja, sepanjang bersenang-senang ada aja keisengan mereka seperti memanfaatkan Parker buat ngerayu penjaga loket biar dapat murah *don't try this at home ya teman-teman* hingga ngecengin pe-sky lain. 


Bencana terjadi ketika mereka nekad main sky di malam hari.  Padahal arena sky nyaris closing.  Bermodal rayuan perempuan *Parker, siapa lagi...* akhirnya petugas menyerah.  Melayanglah mereka menaiki kereta gantung menuju area sky.  Mungkin Tuhan ingin menghukum kenakalan mereka *maaf jangan dianggap serius*, sehingga akhirnya mereka terperangkap di gunung bersalju, dengan posisi kereta gantung yang lagi tinggi-tingginya.  Sungguh, lebih baik nyangkut di roda Bianglala-nya Dufan ketimbang di gunung penuh salju deh... Sialnya celakanya, hari itu adalah hari Minggu yang berarti arena sky baru beroperasi pada Jumat berikutnya.  Kebayang dong gimana rasanya musti bergantungan di atas kereta salju selama lima hari, di atas gunung salju yang terpencil.  No food, no drink, no body, gak bisa kemana-mana.  Bahkan pipis buang air kecil pun musti dilakukan di atas sana. Uhuk...   


Semalaman di atas gunung, membuat mereka musti berfikir keras gimana menyelamatkan diri.  Satu-satunya jalan mereka musti turun dan mencari pertolongan, dan itu rasanya mustahil banget karena lokasi yang terpencil.  Lompat ke bawah, selain beresiko patah-patah *syukur kalau langsung mati jadi gak menderita* juga musti siap digalakin segerombolan srigala salju yang bertampang cute tapi galak itu.  Raawrrrr...  Di luar itu, resiko paling buruk ya mati perlahan digerogoti suhu dingin yang di bawah nol derajat.


Inti cerita, memang berpusat pada cara mereka bertahan dari kematian di gunung itu.  Membunuh waktu dengan berbagi opini tentang cara mati paling enggak banget *ada yah?* sampai hal-hal yang akan mereka lakukan jika mereka bisa selamat dari incaran pelahap maut. Simalakama banget: mati beku atau dimakan serigala.   Baiklah, opsi ketiga: mati karena kehabisan darah akibat patah anggota badan loncat dari kereta gantung.  Pilih mana?


Selama 90an menit, nyaris melulu seputar perjuangan dan ngobrol-ngobrol di atas gunung memang bosen juga sih.  Sesekali ada juga sih bagian deg-degan yang bikin pasangan di sebelah saya peluk-pelukan ketakutan *ihiiiy*.  Misalnya baut kereta salju yang copot, tiang nyaris patah, atau serigala yang ngajak main ciluk ba.  Nikmati aja, komentar sesekali boleh kok. Dan jangan kaget yaa kalau ending-nya menggantung. Yang penting selamat kan? (^_~).

Eh ya, bukan mau spoiler sih tapi saya suka lhooo adegan serigala mengunyah daging manusia di Frozen ini.  Bukan karena ketularan sadisme akibat nonton Rumah Dara tanpa kedip yah, tapi --menurut saya yang bukan pengamat film ini-- tanpa menghadirkan adegan pencabikan Frozen berhasil menimbulkan kengerian hanya lewat suara.  What a juicy flesh! Yang lumayan mengganggu, pengambilan gambar jarak dekat alias close up ke wajah para casts --termasuk para serigala-- yang terlalu sering. Jadi kayak sinetron...
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: