Hey Mom, I'm on Magz!

Meski suka menulis dan berkhayal, belum ada satu pun cerita karya saya dimuat di media.  Entah itu majalah atau koran, kecuali blog tentunya yang lebih permisif dalam perijinan.  Meski dorongan untuk mengarang indah dan mem-posting-nya ke majalah Bobo sudah intens dilakukan oleh kakak-kakak saya, kok yaaa rasanya jari ini langsung kaku ketika menghadapi mesin tik *haloooow ketara jamannya hahaha*.  Paling banter, cerpen saya dimuat di majalah dinding jaman SMP hihihi,  gak ada dokumentasinya juga kan?  Exposure-nya juga cuma sebatas 40 x 10 x 3 pasang mata (dengan asumsi ada tiga level, dan setiap level ada 10 kelas yang dihuni 40 siswa).

Di tingkat SMA, pernah juga dipaksa guru bahasa Indonesia membuat novel.  Alhamdulillah, meski banyak teman yang berorientasi pada hasil dengan mencomot karya penulis beken masa itu seperti Hilman Hariwidjaya *haduuuu tambah terkalkulasilah umur saya, umpetin KTP*, saya cukup gigih mempertahankan idealisme dengan mempersembahkan sebuah  novel yang cukup tebal bertitel  Hidden Love.  Sok ngingris tapi gak asik juga kan di dengarnya? Huh, mustinya memang dijuduli "Undercover Love".  Berkisah tentang persahabatan sepasang manusia beda gender, salah satunya berprofesi sebagai penyiar *profesi impian saya oooooooooh!* yang akhirnya bermuara pada satu cinta.  Witing tresno jalaran soko kulino gitu deh.  So so ya? Namanya juga taon 90-an, materinya masih terbatas hahaha... Satu komen dari guru bahasa saya: kamu pengen jadi penyiar ya?  Ihik -ihik, iya pak ... *dan cita-cita itu sempat terwujud di radio kampus selama sebulan saja hahaha*.  Susah deh anak kampus eksak, kebanyakan bertapa di lab *benerin kacamata*. 

Tapi, semua memang akan indah pada waktunya.   Setelah lebih setengah dekade mengalirkan isi kepala di blog, akhirnya terciptalah sebuah cerita pendek yang menurut saya masih cupu dan light banget.  Jikalau kalian membacanya, niscaya kalian akan menganggapnya sebagai pengalaman pribadi saya.  Seperti Fira Basuki, yang kerap menyelipkan dirinya dalam tulisannya.  Meski gak 100% benar nyatanya memang cerpen itu terinspirasi dari sebagian diri saya dan secomot lagi dari lingkungan sekitar.  Makanya harap maklum kalau isinya renyah banget, sama renyahnya dengan kulit pastel keju Pastello kesukaan saya hohoho...

Berhubung saya pengeeeen banget eksis di nulis *karena menjadi penyiar dan fashion designer butuh modal lebih* maka saya beranikan diri mengirimkan curcol berbingkai fiksi itu ke sebuah majalah perempuan metropolitan.  Dan.. voila!  Editornya mau lhoo memasukkan karya saya itu di edisi bulan ini. Ini contekannya:

     
Gak kebaca kan?  Ya iyalah, bisa -bisa saya dikeplak sama bagian sirkulasi dan penjualan majallah tersebut kalau membagi-bagikan secara gratis pada kalian semua.  Bisa dibaca di sini atau sebaiknya beli saja, gak mahal kok.  Masih standar majalah bulanan Jakarta: 27500 rupiah *sama kopi Sbux masih lebih murah majalah ini kan?*  Biar gak salah beli, sampulnya yang ada cerpen karya saya itu seperti ini:  
Bukan belum sebesar Femina atau Cosmo memang, tapi setidaknya pemuatannya di media membuat saya lebih terpacu lagi menghasilkan karya yang lebih bagus.  Ya kan? *kedip kedip*  
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

5 comments:

reblog18er said...

wah wah wah selamat yaaaaaa
(yahoooooooooooooooooooooo)

e-no si nagacentil said...

thanks om Nyoooo.... masih belajar nih ^_^

Nira said...

Aw..Aw... Selamat yaaa... tjoba itu tjerpennya bisa dibatja online gaaa...???

Nira said...

Eh gw kira ada majalahnya online.. qeqeqeqqqq.....

e-no si nagacentil said...

@Nira ada kok, tapi kalo mao ntar gw kasih online versionnya by e-mail, mao?