Si Bebek Gemes yang Super Pedesh

Entah kenapa, bebek goreng identik dengan padanan sambel dengan cita rasa pedas.  Mungkin untuk mengimbangi bau anyir yang kerap mengiringi gurihnya daging unggas berwajah sumringah ini.  Begitu pun, Bebek Gemes, yang saya cicipi di hari ketiga lebaran kemarin.


Informasi keberadaan hidangan bebek goreng dengan simbol bebek berpipi tembem tersenyum ini memang sudah lama saya dengar.  Maklum, pemiliknya --pasangan muda Dian dan Dhenny -- adalah teman saya di dunia maya yang lalu berlanjut kopdar di alam nyata.  Tapi, dengan kendala lokasi yang cukup gak reachable dari kediaman saya di kawasan penyangga Jakarta rasanya saya musti berpikir dua kali untuk menyambangi. Ehm, harap maklum saya ini hobi banget nyasar lhooo....  (#^__^#)

Seperti penampakan bebek goreng pada umumnya, Bebek Gemes yang menyandang tagline: gurih, empuk dan pedessh ini juga memiliki perawakan kurus kering *berasa ngaca*.  Don't judge a piece of fried duck by its look, begitu si bebek yang dihidangkan bersama pengiringnya yang terdiri atas lalapan, duet maut sambel mangga dan sambel rawit merah, plus -- ini dia-- bumbu siram yang gurih, keprihatinan menatap tubuh kurus si bebek langsung sirna.  Resapan bumbu hingga ke tulang macam biopori, disertai kesan empuk dan renyah (tulangnya enak dikunyah!).  Bahkan, kulit bebek yang lebih tebal dan biasanya agak berbau gak sedap itu sama sekali gak terasa lho.  Apalagi, jika dinikmati dengan cocolan sambel mangganya yang asam pedas.  


Sambal mangganya ini memang yang bikin saya kedip-kedip, mungkin karena saya penyuka mangga.  Sementara untuk sambal rawit merahnya memang masih kalah juara dibanding sambal koreknya bebek goreng H. Slamet, tapi teteup aja pedesnya menyiksa.  Kalo gak idung mendadak basah, ya siap-siap sauna tanpa uap panas deh :-)  Khasnya si bebek Gemes ini, juga terletak pada bumbu siram yang komposisinya tersusun oleh bumbu dapur khas Jawa seperti kunyit dan laos.  Buat yang pernah menikmati gurihnya bebek Suryo, kurang lebih seperti itu lah.  Hanya, bumbu siram si bebek Gemes ini lebih kering dan gak becek.  Rasanya? Wuidih gurih, dan jika tercampur dengan nasi putih yang pulen akan menghasilkan sensasi macam nasi kuning a la Manado. Hauuuh ....

Seporsi nasi bebek Gemes dihargai senilai 15ribu rupiah lengkap dengan lalapan dan sambel plus bumbu siram.  Untuk yang kurang suka bumbu siram, ada alternatif berupa kremesan yang juga gurih crispy.  Sebagai pendamping, coba deh es sinom yang gak lain kunir asem.  Selain segar, minuman dengan cita rasa asam manis ini juga berkhasiat lho! Gak perlu khawatir pada aroma kurang sedap dari kunyitnya, karena sungguh gak dominan bahkan nyaris gak terasa.  


Selain bebek sebagai unggulan, bebek Gemes juga menyediakan  ayam dan tahu/tempe.  Yang juga layak dicoba adalah oseng genjernya, tanaman air berserat ini di tangan koki Bebek Gemes mampu disulap menjadi hidangan sehat berserat yang empuk dan diperkaya teri jengki sebagai pelengkap.  Sebetulnya, saya penasaran pada tumis daun pepaya yang tertera pada menu.  Sayangnya, hari itu gak tersedia karena memang sebetulnya masih dalam rangka libur lebaran.  Tapi, yaaa kami maksa memborong sehingga si empunya merelakan diri buka lebih awal :-).  Maaf yaaa m(_:_)m


Bebek Gemes, beroperasi secara resmi di Jalan Pedati, depan masjid As Sa'adatul Ikhlasiyah Rawamangun.  Untuk yang di Surabaya, sister cafe Bebek Gemes juga ada lho dengan nama depot Devi.  Sebelum makan di sini, jangan lupa bawa handuk ya 8-)

Sedikit sumbang masukan untuk pengelola Bebek Gemes, ada baiknya membuat dua jenis sambal yang pedas dan yang normal untuk yang gak kuat pedas.  Kemudian, untuk pembelikan take away juga masih menggunakan styrofoam yang jauh dari keramahan terhadap lingkungan.  Selebihnya? Saya cuma berharap lokasinya bisa lebih terjangkau hehehe... 

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

2 comments:

Anonymous said...

Ada menu ayam gemes ga?genjernya kayaknya menggoda..pernah di review ipied juga soal sayuran yang ini*ngecess*
Request sambel normalnya juga atau free isi ulang es teh *ditimpuk ayam goreng*

bandit™perantau said...

aihhh...
kulihat-lihat saja sudah enak kalilah itu bah...
*meliur