Keajaiban Kedelai

Kedelai dalam berbagai bentuk
(sumber: Gourmet Gleuth)

Di tulisan terdahulu, saya udah cerita kan bahwa 80% hidup saya diisi oleh kedelai *ehm, itung-itungan asal* tanpa sengaja. Awalnya sih, gara-gara harga daging dan ayam cukup mahal untuk ukuran keluarga besar kami. Tapi, saya justru mensyukuri keterbatasan itu. Coba kalo sedari kecil saya biasa disuapi ayam dan daging dalam berbagai bentuk. Bisa-bisa saya terjebak dalam kegemukan dan penyakit degeneratif mengerikan macam kanker, kolesterol atau bahkan jantung koroner.  Serius lho, bukannya lebay tapi faktanya hidup di kawasan urban berpolutan tinggi memang bikin penghuninya jadi rentan berbagai penyakit “modern” yang mematikan.

Belakangan, riset yang saya baca di internet justru menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani justru menghilangkan kadar kalsium dalam urine 50% lebih banyak ketimbang mereka yang mengonsumsi protein nabati dari kedelai. Artinya, segala jenis olahan kedelai yang biasa dimasak ibu baik itu tempe, tahu, oncom maupun tauco dan saya makan dengan senang hati (awalnya si terpaksa, namanya juga anak-anak pasti iri liat temennya makan ayam) membantu mencegah saya terserang osteoporosis. Horeee….

Soys are magic. Bersyukurlah perempuan Asia yang suka memasukkan kedelai dalam menu hariannya. Lagi-lagi riset menghasilkan bahwa konsumsi kedelai yang tinggi kandungan protein itu mengurangi resiko kanker payudara dan kolon.  Selain itu, sindrom pasca menopause juga bisa ditekan jika kita rajin makan kedelai lho. Ini gak lain karena senyawa organik nan sakti bernama isoflavon. Ih kok bisa?

Jadi begini, isolavon ini secara laboratoris dalam sebuah riset ilmiah, punya kemampuan menghambat pertumbuhan sel kanker dan angiogenesis. Artinya, sel tumor yang kerap disinyalir sebagai cikal bakal kanker gak bisa deh bikin pembuluh darah baru sehingga otomatis mati mudalah para sel calon kanker itu hohoho…

Terus, gimana isoflavon bisa membantu mencegah osteoporosis dan apa sih kaitannya sama menopause?

Pada umur tertentu, perempuan berhenti mengalami menstruasi.  Masa menopause ini lumayan menakutkan karena potensi terserang osteoporosis menjadi sangat tinggi akibat minimnya produksi estrogen. Kita-kita yang masih muda belia ini sih, produksi estrogennya masih tinggi jadi aman. Tapi, kalo gak dijaga dan dicegah bukan gak mungkin lhoo kita bakal terkena osteoporosis. Konsumsi kalsium tinggi memang bisa jadi penangkis osteoporosis, tapi salah-salah justru bikin ginjal terganggu fungsinya. Karena itu, yang terbaik adalah menjaga supaya si kalsium gak lari-lari ke luar tubuh dengan percuma melalui konsumsi nutrisi yang tepat. Salah satunya adalah melalui asupan isoflavon yang cukup. Balik lagi, isoflavon ini ada dalam kedelai tercintaaa dalam jumlah yang banyak…

Soybar lezat, alternatif olahan tepung kedelai
Tapi, salah olah justru bikin isoflavon dalam kedelai musnah lho. Kecap dan minyak kedelai, justru menihilkan kandungan isoflavon. Sementara kedelai dalam bentuk yang “masih mirip” kedelai kandungan isofvalonnya 130-380 mg/100gram. Selain kedelai rebus, yang termasuk olahan kedelai berpenampakan masih mirip kedelai ini adalah susu kedelai, tempe, tahu, dan… tepung kedelai! Horeee… berarti SoyJoy yang biasa kita kantongi buat cemilan pengganjal perut itu isoflavonnya tinggi dong!

Satu lagi fakta ajaib dari kedelai adalah bahwa kedelai membantu meningkatkan produksi sejenis hormon yang bisa menekan rasa lapar. Jadi, udah pas banget ya kalo kita membiasakan diri ngemil SoyJoy di antara waktu makan?

Sumber:


Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: