Belanja Yang Membahagiakan

Produk fashion seperti tas salah satu favorit kalo belanja online

Jujur ya, awalnya saya nggak suka (dan nggak berani) belanja online. Ada banyak alasan sih kalau kamu Tanya kenapa. Yang pertama tentu saja urusan keamanan dan trust. Siapa yang bisa menjamin keamanan transaksi di dunia maya? Apalagi kalau bertransaksi di online shop yang bukan pada tempatnya. Misalnya mengggunakan platform social media. If you know what I mean. Ini paranoidnya saya aja sih, karena sering denger kasak-kusuk. Gitu….

Kedua, masalah klasik sih yaitu pembayaran hahaha.  Pasca menggunting kartu kredit jadi potongan kecil-kecil, saya menghindari yang namanya jajan apa pun secara online karena umumnya minta nomor kartu kredit. Jalan tengahnya sih, buat kemudahan ya mustinya pake transfer. Bersyukurlah internet banking saya terbatas Cuma buat ngecek saldo (sehingga untuk mengetahui apakah gaji atau pencairan invoice udah masuk lebih mudah hahahaha). 

Cuma itu? Yap, sejauh ini. Sampe akhirnya saya menyadari bahwa di balik segala hal-menyebalkan-seputar-online-shop masih ada hal bahagia. Yaitu fakta efisiensi waktu. Ya namanya juga orang kantoran (pleus anak ahensi) yang waktunya 80% buat mengembara di jalan raya-meeting di klien-kerja di kantor. Maka akhirnya belanja online pun jadi pilihan. 

Dan ternyata setelah coba-coba (kalo bukan buat anak boleh ya hehehe) maka saya pun keranjingan belanja online. Tentu saja, untuk meniti hobi baru ini ada serangkaian perlindungan yang diterapkan:


  • Belanja cuma di tempat yang terpercaya. Udah paling bener sih emang memanfaatkan media yang dikhususkan buat online shop sih. Kenapa? Karena biasanya penyedia platform melakukan verifikasi terhadap para tenant. Plus ada testimoni dari pembeli. OLX (dulu namanya tokobagus) adalah salah satu ”pasar” online yang menurut saya bisa dijadikan referensi belanja oke. 
  • Jenis barang, saya membatasi daftar belanjaan pada items yang nggak membutuhkan nyoba sana-sini seperti baju. Kalopun ada pakaian yang beneran menarik, cara amannya ya pilih yang all size. Sepatu? Sekali saja beli, sebab ternyata ukuran kaki yang kelewat kurus ini kurang fit dengan sepatu hasil jajan online sehingga saya terpaksa merelakannya pindah kepemilikan. Hiks...
  • Harga. Jangan sungkan buat membandingkan beberapa seller sekaligus demi mengirit bujet. Beli barang bekas juga bisa jadi solusi penghematan kok. Saya sering melakukan ini untuk items seperti gadget. Banyak lho orang yang menjual gadgetnya (nggak terbatas pada handphone, piranti seperti external HD juga bisa kamu beli bekas kok) dengan alasan mau upgrade atau warnanya gak cocok. Alasan terakhir ini nyebelin ya hahaha.... 
  • Jika membeli barang bekas, yang perlu kamu perhatikan adalah tanyakan dengan rinci kondisi barang. Kalau perlu minta foto produk (nggak perlu selfie sama penjualnya). Biasanya seller akan menginfokan persentase kondisi barang dan rinciannya kok. Kalau beruntung mungkin kamu akan mendapatkan barang bagus yang dijual lagi karena hadiah kuis. Tanya juga apa alasan jual. Seller yang baik nggak akan menjebak pembeli, jadi sekali lagi rekomendasi penting. 
  • Pembayaran. Saya menghindari online payment dengan kartu kredit. Selain nggak punya, keamanan transaksi dengan duit plastik juga masih rentan. Pilihan terbaik buat saya selama ini sih COD. Uang kamu (dan barang yang dijual) sama-sama dalam kondisi aman. COD juga memungkinkan peluang networking baru dan ehm.... we never know selain membuka jalan menuju bisnis bisa aja lho kamu dapat kerjaan baru atau bahkan jodoh dari COD hihihi..


Tau nggak sih opsi terakhir ini juga merupakan green lifestyle? Jual beli barang bekas juga memenuhi satu dari tiga unsur R gaya hidup hijau yaitu reuse. Lumayanlah ngurangin jumlah sampah yang beredar di muka bumi.  Sekalian juga sih ngurangi kepadatan isi rumah karena tumpukan barang gak kepake yang mendingan diduitin. Termasuk barang dari mantan ya? Hehehe...

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: