Bicara Gizi Anak di #NutriTalk

Yeah, am not a mom yet...

Tapi, boleh dong kalo saya punya kepedulian tersendiri tentang gizi anak? Karena setiap orang pada dasarnya adalah future parents, kalo nggak buat anak sendiri ya minimal keponakan atau anak didik atau siapalah. Karena anak adalah mereka yang bakal meneruskan kita di masa depan saat sudah renta. Uh, jadi serius...

Jadi gini *benerin kerah*

Jum'at lalu saya bisa dibilang beruntung bisa hadir di obrolan eksklusif bertajuk #NutriTalk yang digagas Sari Husada. Judulnya rada berat sih: "Sinergi Pengetahuan Lokal dan Keahlian Global Untuk  Perbaikan Gizi Anak Bangsa". Intinya sih, gimana memadukan kearifan lokal kita dengan expertise yang dipunya para peneliti gizi anak di dunia. Kenapa dunia ya? Emangnya kita nggak punya ahli gizi lokal gituh? Nah ini masalahnya... kayaknya hal-hal terkait penelitian apalagi seputar sains emang masih minim di Indonesia ya? Huhuhu.... baiklah, mari kita menyerap ilmu dari mereka.

Ngobrol eksklusif ini mendatangkan pemateri Dr. Martine Alles, ibu cantik asal Belanda yang berprofesi sebagai direktur fisiologi dan nutrisi anak. Lewat paparannya, Martine membagikan fakta-fakta menarik di negeri kincir angin. Termasuk kenyataan bahwa terjadi perubahan tinggi badan yang cukup signifikan di Belanda pada tahun 1800an dibandingkan sekarang. Katanya, cowok Belanda masa kini lebih tinggi daripada masa itu. Kenapa? Ini nggak lain disebabkan oleh kecukupan gizi yang baik dan memadai. Terlepas dari faktor genetis, bisa jadi sih. Katanya orang Jepang jaman sekarang juga lebih jangkung ketimbang pendahulunya ya? 

Sementara di Indonesia gimana? 

Nah, faktanya di negara kita masih ada salah kaprah soal gizi baik lho! Too bad, anggapan bahwa gemuk berarti sehat masih melekat di sebagian besar kalangan. Ah jadi inget masa kecil saya yang ceking banget, sering dianggap kurang gizi padahal kalo ditilik dari sisi prestasi sungguh saya termasuk anak pintar yang menduduki peringkat teratas juara kelas lho! *bingkai raport jaman SD*. Anggapan ini yang bikin ortu berlomba-lomba mempergemuk anaknya dengan makan banyak dan ketidakseimbangan nutrisi yang berujung pada obesitas. Duh...

Kenyataan itu diamini Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, M.Sc yang guru besar FEMA IPB yang juga ikut memaparkan gimana caranya memperbaiki gizi anak. Menurut profesor yang juga aktif di twitter ini, kalau kita melulu berpatokan bahwa pola makan bernutrisi bagus itu = mahal dan impor jelas salah lho!  Sebagai negeri tropis yang nyaris sepanjang tahun ditaburi sinar matahari, ini jelas keuntungan tersendiri. Kenapa? Karena kebutuhan vitamin D kita bisa dipenuhi lewat berjemur. Susu dan produk makanan yang dikonsumsi cuma menyediakan pro-vitamin D. Sinar mataharilah yang membantu mengubah jadi vitamin D sehingga tulang kita lebih bagus dan.... ehm, tinggi badan ideal bisa dicapai. 

Sayangnya, anak sekarang banyak yang takut item jadi menghindar berjemur ya Pak? *nyengir*

Lewat games seputar zat gizi, semua peserta juga diajak mengenali aneka zat gizi yang penting bagi pertumbuhan anak. Nggak susah karena ada mbah Google hehehe... Dalam permainan ini, yang ditekankan adalah gimana memperoleh asupan gizi bagus dari produk pangan lokal yang relatif mudah dan murah. Misalnya, buat zat besi nggak melulu harus dari daging merah kok. Ada bayam dan sayuran hijau lain yang lebih murah kan? 

Seru ya? 

Eh ini sedikit masukan dari pak Hardin buat perbaikan gizi yang mungkin bisa kamu terapkan lho... 


Gambar dari akun @nutrisi_bangsa 

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: