Kenapa Kedelai

Soys are like ebony and ivory: harmony
(sumber: wikipedia)

Percakapan ibu-ibu semasa saya kecil, antara ibu saya dengan ibu-ibu lain yang notabene adalah orang tua murid sekelas saya, seperti lazimnya ibu-ibu selalu diwarnai “persaingan ketat” membanggakan anak masing-masing dalam mencetak prestasi yang ditandai dengan ranking dan nilai pada raport.  Dan karena saya –eheeeem—tercatat sebagai murid baik-baik yang rajin menduduki tangga jawara di kelas, tentu saja saat itu cuma gelendotan sambil tersipu sok malu ketika ibu saya dengan bangganya menyebutkan “rahasia” kepintaran saya. Tempe, lauk yang nyaris setiap hari ada dalam menu kami disebut-sebut ibu sebagai kunci keberhasilan saya jadi juara kelas hahaha…

Yap, sebagai keluarga dengan tujuh mulut kecil yang menuntut nutrisi, tentu saja menguras isi dompet bapak yang waktu itu cuma pegawai swasta bergaji secukupnya kalau setiap hari harus memasukkan ayam dan daging dari kategori sumber protein hewani dalam menu harian kami. Maka, gak heran kalau tempe dan tahu lantas jadi andalan dalam memenuhi kebutuhan gizi kami. Sesekali, diseling oncom yang juga derivat dari kedelai.

Sekarang, saya sungguh bangga dan gak menyesali hobi mengonsumsi  olahan kedelai yang ditanamkan ibu saya masa kecil dulu. Gimana gak, ternyata si kacang berwarna kuning ini betul-betul seperti emas yang sangat berharga bagi kesehatan kami, anak-anaknya kelak. Apalagi, di bangku kuliah dosen pembimbing saya yang master (dan juga master chef karena hobinya masak hihihi) sangat mengagungkan kedigdayaan tempe! Saking cintanya, beliau punya hobi mengoleksi jamur tempe dari seluruh Indonesia. Seru ya?

Balik lagi ke soal kedelai, literatur yang saya baca juga menyebutkan si kacang emas ini memiliki potensi luar biasa dalam menyehatkan bangsa *lebay*. Gak percaya?

Tanaman asal daratan Tiongkok yang punya nama latin Glycine max ini, sebetulnya punya saudara sepupu satu genus beda species dengan nama ilmiah Glycine soja. Kalau si G. max berwarna kuning keemasan, maka G. soja berkulit hitam eksotis. Tapi, tentu saja keduanya punya aspek nutrisi yang sama-sama luar biasa.  Mungkin agak basi kalau saya ngebahas kandungan proteinnya yang tinggi ya, bisa-bisa jadi makalah seminar Manfaat Kedelai Untuk Kesehatan deh hihihi… Karena saya perempuan, maka biarkanlah saya membahas dari sisi benefit kedelai buat kita-kita kaum Hawa.

Meski banyak yang bilang cantik gak harus langsing, tentu saja semua setuju kan kalau kegemukan atau obesitas bukan cuma gak "cantik" tapi juga berbahaya buat kesehatan? Nah, kedelai adalah sumber nutrisi yang bisa banget diandalkan buat melawan ancaman tersebut. Tapi, bukan itu aja sih yang bikin para pakar menganjurkan kita buat mengonsumsi kedelai. Tau kan yang namanya isoflavon? Yes, senyawa organik  yang dikandung kedelai ini terbukti bisa menangkal beragam penyakit. Buat kita para perempuan, isoflavon lah yang punya andil di garda terdepan melawan kanker! What a good news mengingat kanker payudara adalah salah satu penyakit mematikan yang jadi momok buat perempuan!

Thanks to my mom, keterbatasan finansial dalam menyajikan sajian “bernyawa” dalam menu harian, justru menyelamatkan kami anak-anaknya dari ancaman penyakit berbahaya seperti kanker dan obesitas. Eh, kalau yang terakhir ini sih mungkin juga karena saya gak bisa makan banyak hihihi..

Terusan tentang keajaiban kedelai buat perempuan di artikel berikutnya yaa…


Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

1 comments:

lukman said...

tempe~ *mendadak pengen*